Menurut hikayatnya, keluarga mbah Abdul Hadi - Aminah adalah keluarga pengusaha. Ini ada cerita dari masa kecil ibuk Sholikhah Mukhtar bin Abdul Hadi. Sebagai kanak kanak tentu biasa memiliki butuh njajan, begitu juga dengan ibu Shol, lek Maryam, bu Mudah Munji dan anggota yang lainnya.
Mbah Aminah menurut Sholikhah adalah orang yang seneng dan gathi pada para cucunya. Hal itu tergambar dari kebiasan beliau yang selalu membawa pulang oleh-oleh dari pasar, jajanan sedunak penuh yang sampe rumah di pondok-pondok untuk para cucu, "Iki nggo Maryam, iki nggo Una, iki nggo Udah dst..." semua cucu kebagian. Terpikir juga bahwa ini pula yang mestinya kemudian mengumpulkan mereka para cucu secara rutin, menjadikan dalem mbah Aminah sebagai patopan dan mendekatkan mereka, secara fisik dan emosional.
Akan tetapi, mbah Minah yang begitu gathi kepada para cucu, punya pula kebiasaan lain dalam hal mengelola duit njajan, alih alih memberikannya langsung, cash, beliau lebih suka memberikannya dalam bentuk barang untuk dijual. Kalau lagi pingin duit jajan, Hj. Shalihah sama lek Maryam dan bu Mudah Munji akan kulakan daun pisang dari mbah Minah dan menjualnya ke pasar. Walau tentu saja untuk para cucu yg disayang harga kulakan ini jelas beda, "Wis diimbohi, tapi wong anci cah cilik nduwe ngalem nduwe nakal, yo njipuk dewe neh, mbah yo njarak, mlebu omah, ben ra ngerti, ngko terus dibengo'i, " haradalah! haradalah!..".
Wildan Arif
Tags:
Hikayat